Siapakah Ashaabul Ukhdud?

kisah Ashabul Ukhdud, kisah yang jarang sekali dibicarakan ini merupakan salah satu kisah yang Allah abadikan dalam qur’an surat Al Buruj ayat 1-9. Kisah ini terjadi sekitar tahun 523 M di Najran ketika Yaman di kuasai oleh kabilah Himyar dengan raja terkahir Zur’ah Dzu Nuwaz.

Sungguh kisah ini sangat mengagumkan, di mana orang-orang beriman yang memiliki keteguhan hati menjaga ketauhidan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, rela dibakar di dalam parit api yang tengah berkobar, karena menolak untuk memilih murtad. Kebengisan sang raja dholim ini tanpa kasih. ia membakar seluruh kaum Faimiyun dari bayi hingga orang dewasa yang membangkang kepadanya.

Menurut Al-Mufradat fi Gharib al-Quran , ” Ukhdud ” berasal dari kata ” Khadd ” yang artinya “selokan lebar dan dalam di tanah.” Disebutkan demikian karena diyakini sebagai tempat pembakaran terjadi. 

Dimanakah Lokasi Ashaabul Ukhdud?

Ukhdud terletak 5 km arah selatan kota najran di Arab Saudi. Peristiwa ini terjadi setelah masa kenabian Isa AS, dan sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW. Daerah Najran yang dihuni oleh kaum Faimiyun pada saat itu masih memegang ajaran tauhid dari Nabi Isa AS.

Kisah Ashabul Ukhdud diceritakan panjang dalam Hadits shahih riwayat Imam Muslim dalam kitab Az-Zuhd bab “Qishashotu Ash-habil Ukhdud was Sahir war Rahib wal Ghulam: 3005”.

Baca Juga Kisah Semut Berdoa Meminta Hujan

Awal Mula Ashaabul Ukhdud

Dahulu pada zaman Bani Israil, ada seorang raja yang menggantungkan segala perkara atas pandangan seorang penyihir. Ketika penyihir itu dalam usia senja, dirinya merasa perlu mencari pengganti, seorang anak muda yang cerdas, cekatan serta tangkas untuk melanjutkan tongkat estafet sebagai penyihir kerajaan. Pemuda itu akan dilatih dan diajari ilmu sihir. Raja pun menyetujui hal itu. 

Kemudian meraka melakukan sayembara. setelah selesai diseleksi dan diramal oleh si penyihir itu, ditemukanlah seorang pemuda yang dirasa cocok untuk menjadi penggantinya. Si penyihir itu mulai mengajari sihir kepada pemuda tersebut.

Esoknya, sewaktu dalam perjalanan berguru ke si penyihir, tak sengaja pemuda itu mendengar pembicaraan seorang Rahib, ia merasa kagum dan tertarik kepadanya. 

Ia begitu terkesima pada perkataan sang rahib tersebut. Karena ketertarikanya itu maka setiap kali ia datang berguru ke si penyihir, ia selalu menyempatkan waktu bertemu sang rahib untuk belajar, kemudian baru ia pergi menemui si penyihir. Sebenarnya ia juga lebih banyak berkumpul dan berguru kepada sang Rahib dari pada si penyihir.

Hal ini yang membuat ia selalu di dipukuli si penyihir karena selalu datang terlambat. ia pun

Waktu pun terus berlalu. Pemuda itu masih berguru kepada ke duanya, Sang Rahib dan Juga si penyihir. Suatu ketika di tengah perjalanannya, ia bertemu dengan sekumpulan orang yang berdiri pada sisi jalan sedang dirundung ketakutan. 

Binatang Buas Dan Ashaabul Ukhdud

Rasa penasaran membuat ia mendekati mereka, rupa-rupanya ada seekor bintang buas besar sedang duduk ditengah jalan. Hal ini membuat mereka merasa cemas. 

“Ya Allah, apabila perkara rahib lebih engkau sukai dari pada tukang sihir, maka bunuhlah binatang buas itu”. 

Batu itu melesat cepat mengenai tubuh binatang buas tersebut, dan akhirnya terjatuh mati. Sungguh keajaiban yang luar biasa, orang-orang yang berada disitupun tercengah melihat kejadian itu. Batu yang tidak seberapa besar itu dapat membunuh bintatang buas yang sangat besar.

Kejadian yang ia alami ini pun diceritakan kepada sang rahib. sang rahib pun sadar bahwa pemuda yang menjadi muridnya kini telah diberkahi kemampuan oleh Allah Swt. yang bahkan tidak ia miliki. sang rahib berkata “Wahai anakku, sekarang engkau lebih baik daripada aku, dan engkau telah sampai pada perkara yang aku sangka. sesungguhnya engkau akan diuji, dan bila engkau diuji, janganlah engkau beritahu tentang diriku”.

Sang Raja Yang Mulai Memarah

Setelah mendegar jawaban pemuda itu sang raja pun semakin marah. Si pemuda itu lalu disiksa habis-habisan sampai ia memberitahu siapa guru spritualnya. ia pun beritahu keberadaan sang rahib. Sehingga sang rahib pun dicari dan dihadirkan di depan raja. 

Raja memerintah untuk melepaskan ajaran yang ia bawa. “Berhentilah dari agamamu!” kata raja, namun sang rahib enggan dengan kehendak sang raja.

Selanjutnya, di datangkan pemuda itu ke hadapan sang raja, “Berhentilah dari agamamu!!” kata sang raja dengan lantang. Namun si pemuda menolaknya. Sebagai hukumannya sang raja memerintahkan para prajuri membawa pemuda tersebut ke puncak gunung yang tinggi lalu mengancamnya jika ia masih memegang imanya maka ia akan dibuang dari puncak gunung hingga terperosok ke dasar jurang.

Ketika dalam perjalanan, sesudah melewati kaki gunung si pemuda berdoa kepada Allah Swt. agar menyelamatkanya, lalu terjadilah gempa yang sangat dahsyat menyebabkan gunung yang mereka daki longsor sehingga seluruh prajurit jatuh kedasar jurang. Hanya pemuda itu yang selamat. Pemuda itu pun lalu berjalan sendiri menuju sang raja, ia ingin membuktikan kebenenaran dan kebesaran Allah Swt.

Setibanya si pemuda di hadapan raja. Sang raja bertanya “apa yang terjadi pada prajuritku?” pemuda itu menjawab “Allah telah menjagaku dari perbuatan mereka”. Sang raja tampak kesal ia pun tak habis akal. 

Lautan Yang Dilindungi Allah

Ia memerintah prajuritnya membawa si pemuda itu ke tengah lautan lalu meneggelamkanya hingga ke dasar laut jika ia masih memegang imannya. ketika kapal hampir sampai ketengah lautan. pemuda itu pun berdoa meminta pertolongan kepada Allah Swt.

Selepas bedoa, lalu Allah datangkan badai dengan ombak yang sangat besar hingga terbalik kapal yang ditumpangi mereka. Semua prajurit itu pun tenggelam kecuali si pemuda itu. Sang pemuda kemudian kembali menemui sang raja. Ia bermaksud menunjukan kebesaran Allah Swt untuk kedua kalinya.

Bukannya sadar atas peristiwa besar itu sang raja malah masih ingin mencari akal untuk membunuh pemuda tersebut. Lalu si pemuda itu berkata dihadapan raja “”Sesungguhnya engkau tidak akan pernah bisa membunuhku, kecuali bila engkau mau menuruti permintaanku”.

Keinginan sang raja begitu kuat untuk membunuhnya, ia khawatir jika si pemuda itu tetap hidup maka dapat mempengaruhi banyak orang sehingga beriman kepada Allah Swt.

Kehebatan Para Kaum Nabi Isa

Ditambah juga kisah kehebatan si pemuda telah didengar oleh seluruh penduduk, dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit dan tak dapat dibunuh berkali-kali oleh sang raja. Sang raja pun menuruti apa yang dikatakan pemuda itu.

Seluruh penduduk yang menyaksikan hal itu serentak semakin beriman kepada Allah. Mereka serentak berkata “Kami berimaan kepada tuhan pemuda itu”

Raja menjadi gusar dan semakin khawatir melihat seluruh penduduk semakin beriman kepada Allah Swt. Ia perintakan prajurit membuat parit yang besar dan dalam, lalu diisi dengan api yang berkobar-kobar. 

Seluruh penduduk yang beriman diperintahkanya meniggalkan agama pemuda itu jika tidak maka mereka akan dibuang ke dalam parit api itu. sayangnya keimanan penduduk itu sudah semakin kuat.

Lalu dengan kuasa Allah bayi itu berbicara “wahai ibu, bersabarlah! Sesungguhnya engkau berada dalam kebenaran” setelah mendengar perkataan bayinya, ia memilih tetap pada keimananya dan semakin percaya pada keimananya. Sekitar 20.000 orang yang dibakar di dalam parit.

Berunding Dengan Raja Habsyah

Sebuah kisah yang heroik ini menggambarkan bahwa Iman kepada Allah Swt. tak bisa dijual dan digantikan dengan apapun. Hanya bekal agamalah yang dapat menghantarkan manusia menghadap Allah Swt sehingga mendapatkan kebahagian yang hakiki.

Daus menuju Hasbyah dengan membawa surat yang diberi raja Rum. Raja Habsyah, Najasy menyaggupi hal itu dan memerintahkan 70.000 pasukan dibawah komando panglima Aryath dan wakilnya Abaraha Al-asyram menuju yaman, Najran. 

Peperangan terjadi sampai dipukul mundur pasukan Dzu nuwas hingga ke tepi laut akhinya Yaman di kuasai bangsa Abesinia/Hasbyah dengan Aryath sebagai Gubernnya sampai dengan pertikaian antara Asryath dan Abraha.

 Aryath mati ditangan Abraha lalu Abraha memegang kekuasaan di Yaman. Ia berkuasa di Yaman sampai dengan meniggal pada peritiwa Gajah ketika ingin menghancurkan Kabah yang Allah Swt Abadikan peristiwa itu dalam Surat Al-fiil (Ashabul Fiil).

Baca Juga Ini

Leave a Reply

Your email address will not be published.